Kamis, 02 Januari 2014

VISKOSITAS



VISKOSITAS
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dikatakan memiliki viskositas yang rendah atau kecil dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit untuk mengalir dikatakan viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos Newton mengatakan “ Hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran (Viskositas). Kekentalan merupakan sifat dari suatu zat cair (fluida)   disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya khoesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.  
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukurgesekan fluida. Air memiliki viskositas yang rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang tinggi. Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk luas A dan letaknya pada jarak y  dari suatu permukaan yang tidak bergerak dinyatakan oleh penurunan rumus =
F=n A
Keterangan:
n = koefisien viskositas
Av = besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan
y = letak sesuatu dari permukaan yang tidak bergerak
          Fluida baik zat cair atau gas yang memiliki jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda pula. Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Pada zat cair viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi. Khoesi dalah gaya tarik menarik antara molekul sejenis sementara adhesi adalah gaya tarik menarik molekul yang berlawanan jenis.


Perbedaan antara Viskositas Cair dan Viskositas Gas sebagai berikut :
Jenis Perbedaan
Viskositas Cair
Viskositas Gas
Gaya gesek
Lebih besar untuk mengalir
Lebih kecil untuk mengalir dibandingkan dengan viskositas cair
Koevisien Viskositas
Lebih Besar
Lebih Kecil
Temperatur
Tekanan naik viskositas turun
Temviskositas naikperatur naik
Tekanan
Tekanan naik viskositas naik
Tidak tergantung pada tekanan

          Viscometer merupakan alat untuk mengukur viskositas atau kekentalan suatu fluida.
Dimana viskositas suatu cairan, dimana viskositas sendiri yaitu tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul yang satu dengan yang lainnya.
Macam-Macam dari Viscometer :
·        Viscometer kapiler/ Ostwald
Digunakan untuk menetukan laju aliran kuat kapiler. Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah cairan tertentu untuk menalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.














 Gambar  Viscometer Kapiler/Ostwald












·      Viskositas Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi keseimbangan. Prinsip kerja viscometer ini adalah menggelindingkan bolla yang terbuat dari kaca mealaui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki kecepatan jatuhnya bola  untuk melewati jarak tertentu.
Karena gaya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang besar samapi pada kecepatan yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resoiruk sampel.
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan sehingga: gaya gesek=gaya berat.
Gambar dari Viscometer  Hoppler






·        Viscometer  Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan kosentrasi. Dan menyebab kan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
Gambar Viscometer Cup dan Bob



·        Viscometer  Cone dan Plate
Viscometer cone dan plate merupakan alat untuk mengukur kekentalan yang memberikan penelitian suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam voleme sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.
Gambar Viscometer Cone dan Plate


Pada Viscometer Cone dan Plate ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari viscometer cone dan plate yaitu :
·        Harus dipakai pada Cone dan Plate.
·        Ukuran sampel.
·        Waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada plate sebelum terbaca.
·        Kebersihan kerucut pada plate.
·        Jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel.
·        Tipe Cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi.
·        Share rate ditemapatkan untuk sampel.



Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu:
1.     Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun begitu juga sebaliknya. Hal ini disebakan karena adanya  gerakan partikel-partikel cairan yang semakain cepat apabila suhu ditingkatkan dan akan menurun kekentalannya.
2.     Kosentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan kosentrasi larutan. Suatu larutan yang memiliki kosentrasi larutan yang tinggi maka viskositasnya tinggi pula. Karena kosentarsi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
3.     Berat Molekul Solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat berat yang ada pada cairan sehingga menaikan viskositas.
4.     Tekanan
Semaking tinggi tekanan maka semakin tinggi pula besar suatu viskositas suatu cairan.


Jumat, 27 Desember 2013

Pengertian Laju Endap Darah (LED)



Selamat malam rekan blog optimasi.info kali ini saya akan sedikit ulas mengenai Laju Endap Darah (LED) karena saya penasaran setelah tadi ngobrol dengan suami tercinta tentang kakak ipar dulu pernah mengalami laju endap darah yang tinggi setelah di tes di laborat sebuah klinik kesehatan tempat saya berdomisili,setelah ngalor ngidul ngobrol (bahasa jawa yang artinya ngobrol keutara keselatan / ngobrol kesana kemari dsb) membuat saya penasaran lalu saya browsing di internet dan mendapatkan pencerahan dari berbagai sumber dan sumber tsb menyebutkan bahwa Laju Endap Darah (LED) atau
yang dalam bahasa Inggrisnya Erythrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
merupakan salah satu
pemeriksaan rutin pada darah kita untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh kita . Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke
dalam sebuah tabung khusus LED
dalam posisi tegak lurus selama satu jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung tersebut, sementara plasma darah akan mengambang di permukaan.
Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut Laju Endap Darah. Atau dapat
dikatakan semakin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah-nya.



Dasar teori

Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah.
Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan
dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah berfungsi
untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( mm/jam ).
Tinggi rendahnya nilai pada Laju Endap Darah memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita,
terutama saat terjadi radang.
Namun ternyata penderita anemia, wanita hamil dan lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang tinggi.
Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah masih termasuk pemeriksaan pendukung dari pemeriksaan fisik dan anamnesis dari Dokter.



Dokter akan langsung melakukan
pemeriksaan tambahan lain, bila mendapati pasien yang nilai Laju Endap Darah melebihi dari batas yang normal. Sehingga Dokter akan
tahu apa penyebab nilai Laju Endap Darah-nya tinggi. Selain
untuk pemeriksaan rutin, Laju
Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang diderita pasien.
Bila Laju Endap Darah semakin menurun maka perawatan tadi berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan berdampak positif.



Standar Laju Endap Darah (LED)

Proses terjadinya pengendapan darah terjadi dalam 3 tahapan yaitu
tahap pembentukan rouleaux–sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
Di laboratorium
cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada
cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan
untuk wanita 0 — 15 mm/jam
dan untuk pria 0 — 10 mm/jam.
Hasil pemeriksaan LED dengan
menggunakan kedua metode
tersebut sebenarnya tidak memiliki selisih yang tidak signifikan jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil
pemeriksaan dengan metode
Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergren bisa
didapat nilai yang lebih tinggi,
hal itu disebabkan panjang
pipet Westergren yang dua
kali panjang pipet Wintrobe.
Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode
Westergren daribada metode
Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode
Westergreen.



Variasi dari hasil Laju Endap Darah

Pada orang yang lebih tua maka nilai Laju Endap Darah akan lebih tinggi.

Dewasa (Metode Westergren):

  • Pria kurang dari 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
  • Pria lebih dari 50 tahun = kurang dari
    20 mm/jam
  • Wanita kurang dari 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam

  • Wanita lebih dari 50 tahun = kurang
    dari 30 mm/jam


Sedangkan pada anak-anak (Metode Westergren) variasi hasilnya adalah sbb:

  • Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
  • Baru lahir sampai masa pubertas = 3 – 13 mm/jam



Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.

LED dapat meningkat karena :
Faktor Eritrosit
  • Jumlah eritrosit kurang dari
    normal
  • Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal,
    sehingga lebih mudah/cepat membentuk rouleaux --> LED.


Faktor Plasma
  • Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan rouleaux --> LED .
  • Peningkatan jumlah leukosit
    (sel darah putih), biasanya
    terjadi pada proses infeksi
    akut maupun kronis

Faktor Teknik Pemeriksaan
  • Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan
    mempercepat pengendapan -->
    LED .
  • Suhu saat pemeriksaan lebih
    tinggi dari suhu ideal (lebih dari 20 C) akan mempercepat pengendapan.




LED akan meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan
jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan). Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan
penyakit seperti tuberkulosis,
demam rematik, artritis dan
nefritis. Laju Endap Darah
yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah yang menurun dari sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat
dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada manula.



Catatan :
Pengukuran Laju Endap Darah (LED), Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) berguna untuk mendeteksi dan memantau penyakit auto-immune seperti
systemic lupus erythematosus (SLE), dan rheumatoid arthritis,serta
penyakit ginjal kronis.
Pada penyakit-penyakit tersebut nilai Laju Endap Darah dapat melampaui 100 mm/jam Hasil Laju Endap Darah yang tinggi juga
dapat terjadi karena
:
  • Anemia
  • Kanker ( lymphoma
    atau multiple myeloma )
  • Kehamilan
  • Penyakit Thyroid
  • Diabetes
  • Penyakit jantung




Terapi yang dilakukan untuk penderita Laju Endap Darah tinggi :
1. Menjadi vegetarian
2. Kurangi konsumsi minyak dan lemak.
Biasanya dalam 2 sampai 3
bulan LED sudah normal
kembali.
3. Terapi akupuntur



Demikianlah ulasan kami di artikel berjudul Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
semoga artikel ini bermanfaat dan ingat jangan sungkan untuk bertanya langsung pada Dokter atau yang lebih ahli lainnya tentang Laju Endap Darah , akhir kata wassallam.